UMUM
Tujuan pemeliharaan jalan adalah agar jalan yang sudah dibangun selalu dapat berfungsi dengan baik sehingga dapat dioperasikan secara optimal dan terjaga kelestariannya serta dapat dipakai sepanjang waktu.
Prasarana jalan perlu diperiksa secara rutin serta dilakukan pendataan terhadap kekurangan-kekurangan yang ada dan kemudian diperbaiki.
LANGKAH-LANGKAH PEMELIHARAAN
o Penentuan bagian yang harus dipelihara (karena timbul masalah drainase, tanah, atau konstruksi yang terganggu)
o Tim pemelihara harus memilih waktu yang paling tepat untuk mengidentifikasikan (mengelompokkan) masalah, yaitu pada saat sehabis hujan besar (atau lebih baik lagi pada waktu hujan deras masih berlangsung).
o Berdasarkan inventarisasi masalah ditentukan hal mana yang dapat diperbaiki dengan sumber daya alam dan manusia yang ada di desa.
o Prioritas penanganan tidak dapat dilepaskan dari penentuan waktu yang paling tepat untuk pemeliharaan yaitu :
- Keadaan yang berbahaya harus segera ditangani dan penggunaan jalan dibatasi atau dihentikan sama sekali sampai keadaan diperbaiki.
- Masalah yang akan mengakibatkan kerusakan besar terhadap pemilikan pribadi masyarakat desa (rumah, lahan, kendaraan), harus segera ditangani, seperti meluapnya air yang mungkin akan merusak tanaman di ladang sebelah jalan atau longsor yang mengancam rumah penduduk.
- Masalah yang akan menyebabkan kerusakan yang lebih luas dan lebih besar harus segera ditangani seperti masalah drainase yang tidak berfungsi
- Adapun masalah yang sebaiknya menunggu cuaca yang baik demi kualitas perbaikan, asal tidak merugikan masyarakat kalau menunggu (hal-hal yang perlu menunggu tanah kering, misalnya pemasangan gorong-gorong baru, atau pembuatan sub teras).
o Yang di luar kemampuan masyarakat harus dilaporkan kepada Dinas Pekerjaan Umum (misalnya jika terjadi kerusakan jembatan atau longsornya tanah yang besar) untuk pertimbangannya dan nasihatnya.
o Melaksanakan kegiatan pemeliharan yang bersifat rutin, mendesak, dan berkala, yaitu :
- Rutin : kegiatan yang perlu dilaksanakan paling sedikit sekali setahun pada bagian jalan tertentu (saluran pembuang air, badan jalan, bahu jalan, lereng/tebing, dan bangunan pelengkap)
- Mendesak : kejadian yang tidak disangka-sangka memerlukan kegiatan perbaikan yang perlu dilakukan segera seperti kerusakan oleh banjir, tanah longsor, dsb.
- Periodik : kegiatan yang kadang-kadang dibutuhkan untuk memperbaiki bagian jalan tertentu setelah periode beberapa tahun. Kegiatan tersebut memerlukan bantuan dan sarana untuk melaksanakannya dan biasanya mengharuskan penggunaan dana sarana cadangan pada bagian jalan. Kegiatan ini perlu diidentifikasi (atau dikelompokkan) sesuai tingkatannya dan direncanakan pelaksanaannya secara spesifik.
PEMELIHARAAN DRAINASE
Air merupakan musuh jalan yang paling kuat, jalan menjadi jelek jika badan jalan tidak cepat kering setelah hujan, jalan menjadi terputus apabila air dibiarkan melintangi permukaan jalan, jalan menjadi rusak apabila air dibiarkan mengalir di tengah jalan dan jalan menjadi bergelombang apabila fondasi jalan tidak kering. Untuk mengantisipasi semua itu diperlukan drainase (atau saluran pembuangan air).
Pemeliharaan drainase adalah kegiatan rutin yang paling penting. Pemeliharaan ini meliputi :
· Memangkas rumput dan membersihkan saluran dari semak dan kotoran yang menghambat aliran air.
· Membersihkan endapan lumpur (lumpur yang tertinggal di dasar saluran) dan memperbaiki bagian saluran yang terkikis air serta saluran diperbesar.
· Gorong-gorong atau saluran pembuang ditambah untuk mengurangi debit (banyaknya) air saluran dan dibersihkan dari endapan.
· Saluran dibuat sampai tempat pembuangan yang aman, saluran pembuang dibuat dengan ukuran yang cukup (termasuk kemiringan saluran) dan saluran diberi pelindung batu atau rumput.
Standar Potongan Melintang Jalan Telford
Gambar Penampang Melintang Jalan
PEMELIHARAAN BADAN JALAN
Badan jalan adalah prioritas kedua yang menjadi perhatian kelompok pemelihara jalan. Biasanya apabila terjadi hujan lebat, air hujan mengalir deras di permukaan jalan, sehingga akan mengakibatkan terkikisnya lapisan pasir atau tanah liat pada badan jalan. Jika ada kendaraan yang lewat dapat melonggarkan tatanan batu dan membuat batu terlepas. Karena air tidak dapat dibuang dari permukaan jalan, maka jalan menjadi becek dan terkena erosi, akibatnya badan jalan menjadi rusak (punggung sapi hilang), serta terdapat badan jalan yang becek.
Kegiatan pemeliharaan badan jalan meliputi :
· Mencabut rumput dari permukaan jalan dan permukaan jalan diratakan kembali kemudian dilapisi atau diberi bahan tambahan sirtu atau tasirtu (tanah, pasir, dan batu) dan dipadatkan.
· Apabila permukaan jalan yang berlubang atau rusak, untuk perbaikan permukaan yang berlubang dibuka lebih besar dari pada yang rusak, kemudian lubang diurug kembali dengan bahan sirtu atau tasirtu dan dipadatkan.
· Pada bagian batu yang terlepas, batu dipasang kembali di atas lapisan yang diperbaiki dan dipadatkan.
· Pada bagian yang becek permukaan jalan digali kembali (dicari sumber kebecekan dan diperbaiki), tanah yang becek diganti tanah kering (sedikit dibasahi) kemudian dipadatkan dan batu dipasang kembali.
· Air bawah tanah harus dialirkan dengan dibuat drainase campuran pasir dan kerikil
· Membentuk kembali badan jalan (membentuk punggung sapi), baru kemudian batu dipasang kembali
· Membentuk kembali bagian pinggir antara lapisan pengerasan batu dan bahu jalan (batu pinggir).
Gambar Pemeliharaan Badan Jalan pada Tanjakan
PEMELIHARAAN BAHU JALAN
Bahu jalan harus lebih rendah dari badan jalan, agar air dapat mengalir dengan lancar ke saluran tanpa menimbulkan erosi dan jalan tidak menjadi becek. Apabila ada rumput tumbuh pada bahu jalan (rumput boleh tumbuh di bahu jalan, tetapi perlu dipangkas untuk diratakan), aliran air akan terhambat yang akhirnya air akan menggenang di badan jalan sehingga dapat menimbulkan kikisan yang dalam. Kendaraan yang berpapasan setelah hujan lebat turun dapat meninggalkan bekas roda pada bahu jalan yang basah dan lunak dan apabila tidak dibenahi, bahu jalan akan menjadi kubangan air.
Kegiatan pemeliharaan bahu jalan meliputi :
· Pada bagian yang lebat, rumput dipotong dan pada bagian yang gundul rumput ditanam.
· Bagian yang terkena erosi diperbaiki dengan diurug kembali dengan tanah dan dipadatkan kemudian ditanami rumput.
· Membentuk kembali bagian pinggir antara lapisan pengerasan batu dan bahu jalan dan mengganti batu pinggir yang hilang.
· Apabila bahu jalan masih lebih tinggi dari badan jalan, maka harus dilakukan pengeprasan pada bagian yang menonjol, kemudian dipadatkan.
· Pada saat membersihkan saluran, tanah buangan tidak boleh dibuang ke bahu jalan.
PEMELIHARAAN TEBING
Tebing (atau lereng) jalan merupakan bagian jalan yang sering menjadi masalah karena longsoran atau erosi tanah. Selama dan sesudah hujan lebat, air yang mengalir dari tempat sekitar tebing akan melintas di atas jalan sebelum masuk ke dalam saluran. Apabila tebing tidak kuat dan tidak ada pengamanan, akan berakibat tebing menjadi mudah kena erosi air hujan, pohon-pohon besar akan mudah tumbang yang akhirnya mengakibatkan longsor.
Kegiatan pemeliharaan tebing meliputi :
· Memperbaiki kembali bagian yang terkena erosi atau longsor dan menanam rumput sebagai pencegah erosi.
· Untuk longsoran yang kecil, tebing diperlandai atau dibuat sub-teras (terassiring).
· Tanaman yang terlalu tinggi dan rimbun dipangkas, ditebangi tanpa harus merusak.
· Permukaan tebing ditutup dengan rumput yang menjalar atau gebalan-gebalan rumput (ditempatkan pada tanah yang baru).
Gambar Pemeliharaan Bahu Jalan
PEMELIHARAAN BANGUNAN PELENGKAP
Deker (atau gorong-gorong plat beton) adalah merupakan bagian dari drainase. Pembersihannya menjadi bagian penting dari pemeliharaan sistem drainase. Pemeriksaan bangunan pelengkap secara berkala adalah juga kegiatan yang sangat penting karena membantu mengetahui kerusakan atau masalah potensial sejak awal.
Kegiatan pemeliharaan biasanya meliputi :
· Pemeliharaan dan pembersihan deker
· Perbaikan kecil pada tembok penahan
· Memeriksa dan melaporkan kerusakan bangunan pelengkap
Gambar Bangunan Gorong-Gorong